Kamis, 23 Januari 2014

KISAH NYATA MENGHARUKAN, SURAT UNTUK ALLAH



Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ... Pagi ini kubangun dengan cepat sebagaimana kebiasaanku.. walaupun ini hari libur, begitupula anakku Reem, terbiasa dengan bangun lebih pagi.

Lalu Saya duduk di ruang kerjaku dan mulai menyibukkan diri dengan buku-buku dan lembaran-lembaran kertasku..

“Mama, apa yang kau tulis?”

“Saya menulis surat untuk Rabb, nak”

“Apakah kau mengizinkaku untuk membacanya mama?”

“Tidak anakku sayang, ini surat yang sangat special dan tidak kuizinkan siapa pun membacanya”

kukeluarkan Reem dari ruang kerjaku, dan dia sangat sedih, namun kuyakin ia telah terbiasa dengan perlakuan ku itu, karena penolakanku bukan sekali ini saja tapi telah berulang kali

Berlalu beberapa pekan kejadian itu, hingga suatu hari Saya masuk ke kamar Reem dan dia sangat terkejut gugup dengan kedatanganku … Ada apa?mengapa ia seperti itu?

“Reem … apa yang sedang kau tulis?”

Kuliahat ia makin gugup dan menjawab “ Tidak mama … ini sesuatu yang spesial”

Apa gerangan yang telah dituliskan seorang anak sembilan tahun, dan ia khawatir untuk kuketahui??!!

“ Saya menulis surat untuk Rabb, sepertimu ….”

Ucapannya terputus tiba-tiba, lalu ia meneruskan “ tapi … apakah yang kita tulis ini akan sampai pada-Nya mama?

“Tentu anakku … sesungguhnya Allah mengetahui segala sesuatu…”

Ia tetap tak mengizinkan ku membaca apa yang telah ditulisnya, Saya pun keluar dari kamarnya dan menemui suamiku Rasyid yang sedang sakit untuk membacakannya koran pagi sebagaimana biasanya, lisanku membaca baris demi baris isi koran namun fikiranku tak lepas dari anakku … ternyata Rasyid memperhatikan ekspresiku … dan menduga bahwa dirinya sebab kesedihanku … ia mencoba meyakinkanku untuk menghadirkan perawat untuknya … agar bebanku sedikit berkurang…

Ya Ilahi, sungguh Saya tak pernah berfikir demikian..kudekap dan kukecup kepalanya yang dipenuhi beban dan peluh karena memikirkan diri ini dan anaknya Reem .. dan membuatku turut bersedih hari ini..lalu kusampaikan padanya sebab resah dan sedih ku …

Hari ini Reem kesekolah, dan ketika ia kembali kerumah ,dokter sedang terburu-buru memeriksa Ayahnya yang sakit, ia pun duduk disamping ayahnya memberi semangat dengan penuh cinta.

Sebelum Dokter beranjak pergi, ia menjelaskan kepadaku bahwa keadaan Rasyid semakin memburuk. dan seolah Saya lupa kalau Reem masihlah sangat kecil, hingga tanpa kasihan padanya Saya berterus terang bahwa hati ayahnya yang dipenuhi cinta untuk Reem kini telah melemah, dan ia hanya mampu bertahan hidup tidak lebih dari 3 pekan lagi. Hancur hati Reem, ia mulai menangis dan berkata :

“Mengapa semua ini menimpa Ayah? mengapa?”

“Doakanlah kesembuhan untuk Ayah Reem, kita harus melewati semua ini dengan tegar, dan tidak melupakan rahmat Allah, sungguh Dia Maha Kuasa atas segala yang terjadi .. dan kau sudah besar..”

Reem menyimak semua apa yang diucapkan Ibunya, berusaha menghilangkan kesedihannya, menepis jauh rasa sakitnya dan berusaha untuk tampak tegar, kemudian berkata : “ Ayah ku tak akan mati “

Setiap pagi Reem mencium pipi ayahnya yang hangat, namun pagi ini ia menciumnya dengan tatapan kasih penuh harap, dan berkata : “ Semoga suatu hari nanti kau bisa mengantarku seperti teman-temanku yang lain …” .

Ayahnya seketika diserbu keharuan dan kesedihan namun berusaha ia tutupi, ia berkata : “ InsyaAllah, akan datang hari dimana Saya akan mengantarmu Reem ..” dan ia yakin ucapannya barusan tak akan pernah mampu menyempurnakan kebahagiaan putri kecilnya.

Kuantar Reem kesekolahnya, dan setiba di rumah tiba-tiba rasa ingin tahu akan surat yang ditulis Reem untuk Allah muncul, maka kumencari dikamarnya, namun setelah pencarian yang panjang ku tak menemukannya. Dimana surat itu???! Apakah ia merobek setelah menulisnya??!

Hah … mungkin di kardus ini, kardus yang ia minta dariku berulang kali, maka kukosongkan dan kuberikan padanya..Ya Ilahiy…kardus ini berisi surat yang sangat banyak…dan semuanya untuk Allah!

**Ya Rabb … Ya Rabb .. matikanlah anjing Sa’id tetangga kami …karena ia telah membuatku takut!!

**Ya Rabb ... Biarkanlah kucing kami melahirkan anak yang banyak..menggantikan anak-anaknya yang banyak mati!!!

**Ya Rabb … Luluskanlah sepupuku … karena Saya mencintainya!!

**Ya Rabb … Jadikanlah bunga-bunga di kebun kami tumbuh dengan cepat … untuk Saya petik dan berikan ke guruku tiap harinya!!

Dan banyak lagi surat-surat yang lain, yang begitu lugu ia tuliskan dan surat terakhir yang kubaca berbunyi : ..

**Ya Rabb .. kuatkanlah akal pembantu kami .. agar tidak membebani ibuku ..

Ya Ilahi, semua suratnya telah terjawab, anjing tetangga kami telah mati lebih dari sepekan yang lalu, kucing kami pun telah melahirkan anak yang banyak, Ahmad telah lulus dengan nilai yang tinggi, bunga-bunga bermekaran dengan cepat, dan Reem memetiknya tiap hari untuk gurunya …

Ya Ilahi, mengapa Reem tak menuliskan surat dan memohon untuk kesembuhan Ayahnya dari sakit?? ...!!

Sedih bercampur bingung meliputi hatiku … belum juga reda sampai Saya dikagetkan deringan telpon, pembantu kami mengangkatnya lalu memanggilku,

“ Nyonya … dari guru Reem ..”
“Iya, ada apa bu?ada apa dengan Reem?apa dia melakukan sesuatu?”

Ia menyampaikan bahwa Reem jatuh dari lantai 4 .. ketika ia membawakan bunga gurunya yang tidak hadir di sekolah hari ini .. ia menjulurkan kepalanya dari balkon.. bunganya terjatuh … dan ia pun terjatuh ..

Pukulan yang sangat keras bagiku tak mampu kuberbuat apapun begitu pula Rasyid .. dan keterkejutan ini membuatnya tak mampu menggerakkan lisannya sejak hari itu

“Mengapa Reem harus meninggal … Saya sungguh tak mampu memikirkan kematian putriku tercinta ..”

Dan kini seolah Saya menipu diriku sendiri dengan kesekolah Reem tiap pagi seperti mengantarnya, kukerjakan semua apa yang ia senangi untuk kulakukan, semua sudut rumah mengingatkanku padanya, senantiasa kuteringat suara tawa nya yang menghidupkan suasana di rumah ini .. beberapa tahun berlalu… namun terasa hanya beberapa hari saja … berjalan begitu lambat

Pagi hari jum’at … tiba-tiba pembantu kami datang dan ia ketakutan berkata..bahwa ia mendengar suara berasal dari kamar Reem … Ya Ilahi, apakah masuk akal kalau Reem kembali?? ini gila ..

“Kamu mengkhayal ..” Saya belum pernah menginjakkan kaki di kamar ini sejak kematian Reem ..

Rasyid bersikeras agar Saya ke kamar Reem dan melihat ada apa disana ..

Kumasukkan kunci di pintu dengan hati was-was … kubuka pintu dan tak sanggup mengendalikan diri..Saya duduk dan terus menangis … kuhempaskan badanku di tempat tidurnya .. ahh … kenangan!!

Reem pernah menyampaikan berulang kali padaku kalau tempat tidurnya bergeser jika ia bergerak, dan mengeluarkan suara … dan Saya selalu lupa untuk memanggil tukang kayu untuk memperbaikinya … tak ada guna lagi sekarang …

Tapi, dari mana asal suara tadi … ya, itu suara dari jatuhnya lukisan ayat kursi yang ia hias karena sangat semangat membacanya tiap hari sampai ia menghafalkannya. .

Ketika Saya mengangkatnya untuk memasang kembali, Saya menemukan secarik kertas yang ia taruh dibelakang lukisan … Ya Ilahi, ini salah satu suratnya … Apa gerangan isi surat ini??!! dan mengapa Reem meletakkannya di belakang tulisan ayat mulia??!! surat ini salah satu dari surat-surat yang dituliskannya untuk Allah… dan di dalamnya tertulis : ..

**Ya Rabb … Ya Rabb .. Matikanlah Saya … dan hidupkanlah Ayahku…!!

--Kisah ini dikomentari oleh Syaikh Ayman as Samiy yang dituliskannya dengan tinta emas--

Assalamu ‘alaikum .. Kisah ini Saya baca sekitar dua tahun yang lalu, dan Saya bersumpah demi Allah tak akan meneteskan air mata ketika membacanya. Tapi, Demi Allah Saya menuliskan komentar ini dengan air mata yang bercucuran.

Sungguh mereka adalah orang-orang yang berhati besar. Bersedia mati untuk menghidupkan orang lain. Apakah dunia ini menghargai mereka? Apakah seluruh manusia tahu bahwa ada orang yang bersedia terbakar untuk orang lain? dan ada orang yang bersedia mati untuk umat ini?

---- ditarjim dari kisah asli arabic oleh ummu faari’ (29 juli 2007, peraduan yang indah )----

Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci. Aamiin.


(Cantumkan jika ada doa khusus agar kami para jamaah bisa mengaminkannya

)

Kisah Pencurian Jasad Nabi Muhammad SAW


Peristiwa yang memilukan dan nyaris menampar wajah umat islam terjadi pada tahun 1164 M atau 557 H. Jasad Nabi Muhammad SAW pernah terusik dan nyaris dicuri oleh orang kafir laknatullah. Akhirnya Allah menyelamatkannya dari rencana jahat yang mengancam sang nabi tercinta.

Usaha-usaha mengambil jasad nabi dari makamnya untuk dipindah ke tempat lain sudah berkali-kali dilakukan orang, diantaranya adalah yang terjadi pada tahun 557 H (1163 M). Dikisahkan dalam kitab Fusul min Tarikhil Madinah, sebagaimana telah dicatat oleh sejarawan Ali Hafidz.

Pada tahun itu Sultan Nuruddin Mahmud Zinki yang menguasai Mesir dan Syiria terkenal sebagai raja yang saleh dan memperhatikan Islam. Pada suatu malam ketika ia tidur di istananya di Damaskus, ia mimpi bertemu Nabi Muhammad saw, sedang menudingkan tangannya ke arah dua orang berwajah Eropa, seraya berkata, “Wahai Mahmud, tolonglah aku dari dua orang ini!”.

Kemudian ia bangun dan tertegun kaget, lalu berwudhu dan shalat dua rakaat, dan tidur lagi. Ketika sudah tertidur ia melihat seperti yang ia lihat tadi, kemudian terbangun ambil air wudhu, shalat dan tidur lagi dan yang untuk ketiga kalinya, ia bermimpi seperti yang ia lihat pada yang pertama.

Tanpa menunggu pagi, saat itu juga ia panggil menterinya yang saleh dan taat beragama bernama, Jamaluddin al-Musilly. Setelah sultan cerita semua yang ia alami tadi, maka al-Musilly dengan hati-hati berkata: “Ini pasti terjadi sesuatu yang negatif di Madinah, sekarang juga kita harus ke sana dan harus kita rahasiakan dahulu peristiwa yang Sultan alami tadi”.

Malam itu juga Sultan segera mempersiapkan diri untuk melakukan perjalanan dari damaskus ke madinah yang memakan waktu 16 hari, dengan mengendarai kuda bersama 20 pengawal serta banyak sekali harta yang diangkut oleh puluhan kuda. Sesampainya di Madinah, sultan langsung menuju Masjid Nabawi untuk melakukan sholat di Raudhah dan berziarah ke makam Nabi SAW. Sultan bertafakur dan termenung dalam waktu yang cukup lama di depan makam Nabi SAW, bingung tidak tahu apa yang harus dikerjakan.

Berkatalah menteri kepada Sultan: “Dapatkah tuan sultan memastikan dua orang itu kalau sekarang tuan sultan melihatnya?”. “Ya, pasti”, jawab Sultan.

Maka menteri langsung berdiri dan mengumumkan agar semua penduduk Madinah datang ke Masjid, karena sultan akan membagikan hadiah dan sedekah, jangan sampai ada yang ketinggalan. Kemudian satu-persatu penduduk Madinah datang dan dicatat di depan Sultan. Sampai pada orang yang terakhir, Sultan tidak melihat orang yang terlihat dalam mimpi. Lantas sultan bertanya: “Masih adakah yang lain?”.

Penduduk Madinah kemudian menjawab: “Memang masih ada, yaitu dua orang jamaah haji dari Maroko yang mukim disini, mereka saleh dan kaya, sering membagi sedekah dan selalu shalat berjamaah di Masjid Nabawi, mereka merasa sudah cukup tidak perlu ambil sedekah atau hadiah.

“Datangkan mereka kesini sekarang juga…..!”, perintah Sultan.

Terkejutlah Sultan ketika melihat dua orang itu persis dengan yang ia lihat dalam mimpi, lalu ia bertanya, “Dari mana asal kalian berdua?”... “Kami berdua dari Maroko, kami berdua beribadah haji dan ingin bermukim dekat makam Nabi satu tahun”, jawab mereka. “Apakah keterangan kalian dapat saya percayai…?”, desak Sultan agar mereka mengaku yang sebenarnya. Tetaplah mereka bersikeras pada keterangannya dan tidak mengakui apa yang mereka kerjakan sebenarnya.

Maka Sultan datang ke rumah yang mereka sewa (rumah dekat makam Nabi dari arah kiblat) dan sesampainya di rumah itu yang di temuinya adalah tumpukan harta, sejumlah buku dalam rak dan dua buah mushaf al-Qur’an. Lalu sultan berkeliling ke kamar sebelah. Saat itu Allah memberikan ilham, sultan Mahmud tiba-tiba berinisiatif membuka tikar yang menghampar di lantai kamar tersebut. Masya Allah, Subhanallah.... ternyata ada lubang gua..

Semua yang melihat jadi terkejut dan Sultan memerintahkan salah satu pengikutnya untuk masuk….. dan alangkah terkejutnya….. ternyata lubang itu menuju arah bawah Masjid Nabi dan sudah menembus tembok masjid, hampir sampai tembok makam Nabi. Seketika itu juga, sultan segera menghampiri kedua lelaki berambut pirang tersebut dan menghantamnya dengan sangat keras "Pluaak..Pluook".. keduanyapun jatuh tersungkur.

Setelah bukti ditemukan, mereka mengaku diutus oleh raja Nasrani di Eropa misinya untuk mencuri jasad Nabi SAW. Pengakuan mereka adalah; 1- Mereka adalah dua orang Kristen dari Spanyol, datang ke Madinah menyamar sebagai jamaah haji dari Maroko. 2- Maksud kedatangannya adalah melaksanakan tugas suci dari Liga Kristen Internasional untuk mengambil jasad Nabi Muhammad saw dan dibawa ke Eropa. 3- Dengan menggali terowongan dan membuang tanah galian ke Baqi’ setiap malam, mereka optimis berhasil mengambil jasad nabi saw. 4- Semua biaya ditanggung oleh liga tersebut.

Pada pagi harinya, setelah mengakui semua perbuatannya mereka dihukum pancung di sebelah Timur makam Nabi saw disaksikan semua penduduk Madinah. Karena peristiwa tersebut Sultan memerintah memperkuat bangunan makam dengan menggali sekelilingnya sedalam 15 meter kemudian dicor atau dibeton dengan timah. Setelah pembangunan selesai, sultan Mahmud dan rombongan pulang ke negeri Syam untuk kembali memimpin kerajaannya.

Peristiwa-peristiwa aneh sebelum kewafatan Rasulullah SAW







Assalamualaikum warahmatullah,

Terdapat beberapa peristiwa atau kisah aneh dan pelik yang terjadi dalam kehidupan Rasulullah SAW sebelum kewafatan Baginda, sebelum pendedahan terhadap mereka yang berminat untuk mengetahui hal-hal aneh dan pelik, di samping untuk memantapkan keyakinan kepada Rasulullah SAW sebagai Nabi dan Rasul.

Rasulullah SAW bukanlah seorang manusia biasa tetapi manusia luar biasa yang wajib kita agungkan. Hal ini kerana, sudah menjadi fitrah semulajadi manusia, akan mengagungkan tokoh yang mempunyai kelebihan luar biasa. Allah SWT memberikan mukjizat, iaitu perkara luar biasa kepada para nabi dan rasul-Nya, termasuk khususnya kepada Rasulullah SAW sebagai membuktikan kebenaran kenabian dan kerasulan insan yang diutuskan-nya untuk umat sejagat ini.

Terdapat lapan peristiwa aneh sebelum kewafatan Rasulullah SAW. Peristiwa tersebut adalah seperti berikut:

 Rasulullah SAW mengajar cara solat jenazah

Antara peristiwa pelik sebelum kewafatannya adalah Baginda mengajar cara-cara mengkafan dan solat jenazah. Peristiwa itu berlaku ketika Rasulullah SAW berada di rumah Aisyah r.ha., Baginda memanggil para sahabat supaya berkumpul dan Baginda memeswan sesuatu serta mengajar cara mengkafakan jenazahnya.

Sabda Rasulullah SAW yang bermaksud, “Selamat datang kamu semua, semoga Allah SWT mengasihi kamu semua. Sesungguhnya hari perpisahan antara saya dengan kamu semua telah dekat, dan dekat pula saat kembalinya seorang hamba kepada Allah SWT. Kalau telah sampai ajalku, maka hendaklah Ali yang memandikanku, Fadl bin Abbas hendaklah menuangkan air dan Usamah bin Zaid hendaklah menolong kedua-duanya.

Setelah itu kamu kafanilah aku dengan pakaianku sendiri, atau kafanilah aku dengan kain Yaman yang putih. Apabila kamu memandikan aku, hedaklah kamu letakkan aku di atas balai tempat tidurku di dalam rumah ini. Kemudian, kamu semua keluarlah sebentar meninggalkan aku.

Pertama yang akan berselawat ke atasku ialah Allah SWT, kemudian yang akan solatkan aku ialah Jibrail a.s., kemudian diikuti oleh malaikat Israfil a.s., malakikat Mikail a.s. dan terakhir sekali malaikat Izrail a.s. beserta dengan para pembantunya. Setelah itu baru kamu semua masuk bergantian secara berkelompok untuk solat atasku.”

 Pesanan terakhir kepada para sahabat

Perkara pelik yang lain, iaitu pesanan terakhir Rasulullah SAW kepada para sahabat. Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud, “Ðengarlah para sahabatku, aku tinggalkan kepada kamu semua jalan yang benar dan jalan yang terang, dan telah aku tinggalkan kepada kamu semua ‘dua penasihat’ yang satu daripadanya pandai bicara dan yang satu lagi diam sahaja. Yang pandai bicara itu ialah al-Quran dan yang diam itu ialah maut. Apabila ada sesuatu persoalan yang rumit timbul antara kamu, hendaklah kamu semua kembali kepada al-Quran dan hadisku. Sekiranya hati kamu itu keras, maka lembutkan dia dengan mengambil pelajaran daripada maut.”

 Rasulullah SAW meminta Abu Bakar menjadi Imam

Semasa Baginda SAW sakit, Baginda tidak mampu untuk keluar bersembahyang bersama-sama orang ramai, Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud, “Suruhlah Abu bakar untuk mengimami sembahyang.” Baginda telah menyuruh Abu Bakar menjadi imam menggantikan tempatnya. Ðengan itu Rasulullah SAW meredai Abu Bakar sebagai khalifahnya (penggantinya) ketika Rasulullah SAW masih hidup. Aisyah r.ha. menceritakan bahawa pada mulanya Abu Bakar sendiri menyatakan kurang senang dengan suruhan itu. Aisyah telah menerangkan kepada Baginda SAW bahawa ayahnya tidak sihat, mudah sahaja jatuh sakit dan suaranya lemah. Apabila membaca ayat-ayat al-Quraqn, beliau cepat beremosi, mengenang dan mencurah-curah air matanya. Apa pula tanggapan Jemaah lain apabila melihat Abu Bakar menjuadi imam sedangkan Rasulullah SAW masih ada.

Tetapi Rasulullah SAW telah menolak alasan-alasan ini. Abu Bakar menjadi imam sebanyak 17 kali semasa Rasulullah SAW sakit kali terakhir.

 Rasulullah SAW dipapah ke masjid

Semasa Baginda SAW sakit teruk, Rasulullah SAW memanggil Ali dan Fadl bin Abbas r.a., lalu Rasulullah SAW bersandar kepada kedua-dua mereka dan terus Baginda dipapah pergi ke masjid. Setelah Rasulullah SAW sampai di masjid, maka Rasulullah SAW pun bersolat subuh bersama-sama dengan para Jemaah.

 Pemergiannya, sengaja dibayang-bayangkan

Pemergian Rasulullah SAW sering dibayangkan. Semasa Baginda menyampaikan perutusan di atas Gunung Arafah semasa mengerjakan Haji Wada’, Baginda berkata bahawa mereka tidak akan berjumpa lagi selepas tahun itu. Semasa menyempurnakan pengebumian pejuang yang gugur di peperangan Uhud, Baginda telah membaca surah al-Fatihah dan talkin. Ðalam talkin itu, Baginda telah berkata yang bermaksud, “Saya akan mengikuti saudara tidak lama lagi.”

Ði Jaunt al-Banuqui, Baginda secara terang-terangan menyatakan masa baginya semakin dekat. Beberapa hari sebelum Baginda wafat, dalam satu perhimpunan terakhir baginya, Baginda memberi nasihat-nasihat tertentu kepada pengikut-pengikut Baginda ketika itu.

 Sakit yang membawa maut

Pada bulan Jun tahun 623M, sakit Rasulullah SAW semakin teruk. Baginda telah pergi melawat satu kematian, apabila pulang daripada menziarahinya, Baginda semakin tenat. Kemudian, para sahabat bertanyakan keadaan baginda, lalu Baginda SAW bersabda yang bermaksud, “Nabi-nabi sememangnya menanggung kesakitan yang lebih teruk daripada orang lain, itulah satu sebab kenapa mereka menerima ganjaran Tuhan yang lebih tinggi.” Sakit yang terakhir ini berlarutan selama 13 atau 14 hari.

Pada 11 hari pertama, Rasulullah SAW masih lagi pergi menunaikan solat di Masjid Nabawiah. Pada suatu ketika dalam lima hari terakhir, semasa Rasulullah SAW sakit teruk dan demam, Rasulullah SAW meminta diambilkan air sejuk untuk mandi. Air sebanyak tujuh buah baldi itu hendaklah diambil dari telaga yang berasingan di Madinah.

Selepas madi, panas badan yang dirasai semakin reda dan Rasulullah SAW berasa sedikit lega. Selepas itu, Rasulullah SAW bagin lalu pergi ke masjid dan berucap kepada jemaah yang hadir. Katanya dengan tegas, “Setelah aku mati, jangan sekali-kali aku dipuja dan jangan sekali-kali perkuburanku dijadikan satu tempat pemujaan dan penyembahan.”

Selepas pulang daripada menyampaikan kata-kata tersebut, Rasulullah SAW tenah semula. Tubuh badan Rasulullah SAW semakin lesu dan wajah Rasulullah SAW semakin pucat. Rasulullah SAW berbaring dan tidak sedarkan diri. Kebetulan pada waktu itu ada seorang Muslim pulang dari Abyssinia dan membawa ubat. Lalu Sayidina Ali mengambil ubat tersebut dan memasukkan sedikit ke dalam mulut Baginda. Setelah Rasulullah SAW sedar, Baginda menyatakan Baginda tidak suka diberi ubat tanpa izin Baginda. Sebagai hukuman, semua yang hadir disuruh minum sedikit ubat tersebut.

 Khutbah Rasulullah SAW semasa Baginda sakit

Semasa sakit, Rasulullah SAW masih mampu memberi khutbah. Antara khutbah yang diberikan oleh Baginda SAW ialah (yang bermaksud), “Sesungguhnya sudah dekat pemergianku daripada kamu semua, sesiapa yang pernah aku rotan belakangnya, ini belakangku. Sila balas kepadaku. Sesiapa yang pernah aku hina, ini diriku. Silalah dia membalasnya. Sesiapa yang pernah aku ambil hartanya, ini hartaku. Silalah dia ambil kembali dan janganlah takut kemarahan daripadaku kerana itu bukan akhlakku. Sesungguhnya orang yang paling aku sukai dalam kalangan kamu ialah orang yang mengambil haknya daripada aku sekiranya dia mempunyai hak itu.”

Selepas itu, seorang sahabat bangun dan menyebut dia mempunai tiga dinar daripada harta Rasulullah SAW. Baginda meminta Qusam memberikan tiga dinar kepada sahabat itu. Selepas itu, dia bertanya kepada sahabat itu, “Mengapa kamu minta, sedangkan ini Rasulullah?” Sahabat itu berkata, “Aku mahu menjadi orang yang paling dikasihi oleh Muhammad.” Rasulullah SAW mengulangi lagi pertanyaannya, tetapi tiada seorang pun yang bangun. Rasulullah SAW berkata, “Kalau begitu halalkan kepada aku untuk berjumpa dengan Tuhanku dalam keadaan hatiku tenang. Ðengan kamu menghalalkan kepada aku pun aku rasa belum selamat.”

Kemudian, Rasulullah SAW berkata, “Sesungguhnya seorang hamba diberi pilihan untuk diserahkan kepadanya segala kekayaan dunia semuanya kekal di dunia kemudian dia masuk syurga.” Rasulullah SAW memilih bertemu dengan Tuhannya dan masuk syurga.

Apabila mendengar ucapan itu, Abu Bakar menangis teresak-esak. Beliau berkata, “Bahkan kamilah yang menebus kamu dengan diri kami dan anak-anak kami, wahai Muhammad.” Ðaripada kata-kata Muhammad, Sayidina Abu Bakar dapat memahami hamba yang Muhammad sebutkan itu adalah diri Baginda sendiri.

 Pesanan akhir, ciuman akhir

Pada hari kahir hayat Rasulullah SAW, Baginda menyuruh langsir pintu dikuakkan supaya Baginda dapat memandang ke masjid di hadapan. Baginda gembira menyaksikan Abu bakar mengimamkan sembahyang. Badannya segar sedikit setelah tidur pada malam sebelumnya. Air mukanya cerah. Lalu Rasulullah SAW bangun dan pergi ke masjid dengan dipapah oleh Abbas dan Ali.

Apabila kembali dari masjid, sakit Rasulullah SAW semakin bertambah. Baginda berbaring di atas pangkuan Aisyah. Baginda menyuruh Aisyah memanggil anaknya Fatimah, lalu berkata, “Aku akan pergi sebentar lagi. Engkaulah ahli keluarga yang pertama menemui aku di syurga.”

Setelah Rasulullah SAW semakin tenat, Baginda memberi arahan berdoalah, doalah. Sebelum Baginda nazak, Rasulullah SAW berkata, “Semoga Allah memusnahkan sesiapa yang menjadikan kubur nabi-nabi pemusatan sembahyang. Janganlah hendaknya terdapat dua agama (Yahudi dan Kristian) di bumi Semenanjung Arab.

Rasulullah SAW wafat dalam pangkuan Aisyah. Baginda wafat pada sebelah petang, hari Isnin 1 Rabiulawal, insan yang paling pengasih pernah lahir di bumi ini.

Mencintai Rasulullah SAW

Namun begitu, tidak terdapat riwayat-riwayat yang jelas menceritakan tentang peristiwa-peristiwa aneh yang berlaku di saat-saat kewafatan Rasulullah SAW. Ia sedikit berbeza dengan peristiwa yang berlaku pada saat kelahiran Baginda.

Antara peristiwa-peristiwa yang berlaku pada saat-saat kewafatan Baginda, Rasulullah SAW lebih banyak memberi wasiat dan peringatan kepada umatnya, sehinggakan terdapat satu riwayat yang menceritakan, di saat-saat kewafatan Baginda, Rasulullah SAW menyebut “ummati-ummati”.

Perkata ini jelas berdasarkan kata-kata Ali bin Abi Talib r.a., “Sesungguhnya Rasulullah SAW ketika menjelang saat-saat terakhir, telah menggerakkan kedua-dua bibir Baginda sebanyak dua kali, dan aku mendengar Rasulullah SAW berkata, “Umatku, umatku.” Betapa kasihnya Baginda kepada umatnya.”
Yang menjadi persoalannya kini, adakah kita semua umat Islam mengasihi dan mencintai Rasulullah SAW sepertimana Baginda mencintai kita? Seandainya benar kita mencintai Rasulullah SAW, marilah bersama-sama kita menghayati dan mengenang kisah hidup Rasulullah SAW bermula daripada saat kelahiran Baginda sehinggalah peristiwa-peristiwa akhir pada saat-saat kewafatan Rasulullah SAW. Sesungguhnya, inilah tokoh agung yang tiada bandingannya sehinnga kini.

Pergantian Siang dan Malam(Islam)

MASYAALLAH, PERGANTIAN SIANG MALAM



Gambar berikut ini adalah foto yang diambil oleh beberapa satelit Wahana Luar Angkasa Amerika Serikat, NASA, tepat diatas Benua Afrika bagian utara dan Eropa. Nampak lampu-lampu masih menyala di bagian Bumi yang masih gelap...

Foto ini memberikan gambaran yang menakjubkan tentang fenomena "bercampurnya" antara siang dan malam. Ada benang yang sangat tipis yang memisahkan malam dan siang di perbatasan antara keduanya. Fenomena yang membuat kagum para ilmuwan. 

Dan tidak ada bahasa yang cocok untuk menggambarkan fenomena unik ini kecuali firman Allah Ta'ala :

ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ يُولِجُ اللَّيْلَ فِي النَّهَارِ وَيُولِجُ النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ وَأَنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ بَصِيرٌ * ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَقُّ وَأَنَّ مَا يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ هُوَ الْبَاطِلُ وَأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيرُ

"Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya Allah (berkuasa) memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan bahwasannya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.

(Kuasa Allah) yang demikian itu adalah karena sesungguhnya Allah, Dia-lah (Tuhan) Yang Haq dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain Allah, itulah yang batil, dan sesungguhnya Allah, Dia-lah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar". [QS. Al Hajj ayat 61-62]

Subhanaallah...



3 Tanda Kematian


Dikisahkan bahwa malaikat maut (Izrail) bersahabat dengan Nabi Ya'kub AS. Suatu ketika Nabi Ya'kub berkata kepada malaikat maut. "Aku menginginkan sesuatu yang harus kamu penuhi sebagai tanda persaudaraan kita."

"Apakah itu?" tanya malaikat maut. "Jika ajalku telah dekat, beri tahu aku." Malaikat maut berkata, "Baik aku akan memenuhi permintaanmu, aku tidak hanya akan mengirim satu utusanku, namun aku akan mengirim dua atau tiga utusanku." Setelah mereka bersepakat, mereka kemudian berpisah.

Setelah beberapa lama, malaikat maut kembali menemui Nabi Ya'kub. Kemudian, Nabi Ya'kub bertanya, "Wahai sahabatku, apakah engkau datang untuk berziarah atau untuk mencabut nyawaku?"

"Aku datang untuk mencabut nyawamu." Jawab malaikat maut. "Lalu, mana ketiga utusanmu?" tanya Nabi Ya'kub. "Sudah kukirim." Jawab malaikat, "Putihnya rambutmu setelah hitamnya, lemahnya tubuhmu setelah kekarnya, dan bungkuknya badanmu setelah tegapnya. Wahai Ya'kub, itulah utusanku untuk setiap bani Adam."

Kisah tersebut mengingatkan tentang tiga tanda kematian yang akan selalu menemui kita, yaitu memutihnya rambut; melemahnya fisik, dan bungkuknya badan. Jika ketiga atau salah satunya sudah ada pada diri kita, itu berarti malaikat maut telah mengirimkan utusannya. Karena itu, setiap Muslim hendaknya senantiasa mempersiapkan diri untuk menghadapi utusan tersebut.

Kematian adalah kepastian yang akan dialami oleh setiap manusia sebagaimana yang telah ditegaskan dalam firman Allah SWT, "Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati." (QS Ali Imran [3]: 185).

Semoga kita dimatikan dalam keadaan husnul khatimah. aamiin.